Loading

[STUDI KASUS] Penanganan Pasien Multi Trauma Akibat Kecelakaan Lalu Lintas dengan Pendekatan ATLS dan BTCLS

[STUDI KASUS] Penanganan Pasien Multi Trauma Akibat Kecelakaan Lalu Lintas dengan Pendekatan ATLS dan BTCLS

[STUDI KASUS] Penanganan Pasien Multi Trauma Akibat Kecelakaan Lalu Lintas dengan Pendekatan ATLS dan BTCLS

Diposting pada 03 Juli 2025 | Kategori: Artikel

Identitas Pasien:

  • Nama: Bapak Andi, laki-laki, 35 tahun
  • Riwayat: Tidak diketahui, ditemukan tidak sadar di TKP
  • Mekanisme Cedera: Kecelakaan lalu lintas, pengendara sepeda motor menabrak truk dari belakang
  • Penolong pertama: Masyarakat sekitar, kemudian dibawa ke IGD oleh ambulans dalam waktu 20 menit setelah kejadian

 

Temuan Awal di IGD:

  • Pasien dibawa dengan spinal board dan collar neck
  • Tidak sadar (GCS E2V2M4)
  • RR: 32x/menit, napas dangkal dan tidak teratur
  • SpO₂: 86% (RA)
  • Nadi: 132x/menit, lemah
  • TD: 90/60 mmHg
  • Kulit dingin, pucat, dan berkeringat
  • Tampak darah keluar dari mulut dan telinga kanan
  • Dada asimetris, pergerakan sisi kanan minimal
  • Abdomen distensi dan nyeri tekan hebat
  • Fraktur terbuka pada femur kanan dengan perdarahan aktif
  • Ekstremitas kiri tampak memar dan nyeri tekan
  •  

Pertanyaan:

  1. Berdasarkan pendekatan ATLS, apa langkah awal penatalaksanaan pasien ini?
  2. Identifikasi dan prioritaskan cedera yang mengancam nyawa pada pasien ini.
  3. Jelaskan langkah-langkah dalam Primary Survey pasien ini.
  4. Apa intervensi yang harus segera dilakukan untuk mendukung pernapasan dan sirkulasi pasien?
  5. Bagaimana penatalaksanaan fraktur terbuka pada femur sesuai protokol ATLS?

 

Jawaban dan Penyelesaian Berdasarkan ATLS

1. Langkah Awal Penatalaksanaan

Langkah pertama adalah penilaian cepat dan simultan menggunakan pendekatan ABCDE dari ATLS:

  • Airway with cervical spine protection
  • Breathing
  • Circulation with hemorrhage control
  • Disability (neurologic status)
  • Exposure and Environmental Control

Sambil melakukan penilaian, dilakukan resusitasi simultan.

 

2. Identifikasi dan Prioritas Cedera yang Mengancam Nyawa

  • Airway Compromise: Karena penurunan kesadaran, darah di mulut → risiko obstruksi jalan napas
  • Tension Pneumothorax / Hemothorax: Dada kanan asimetris dan pernapasan menurun
  • Shock Hipovolemik: Tekanan darah rendah, nadi cepat, pucat → kemungkinan perdarahan abdomen dan fraktur femur
  • Cedera otak: GCS rendah, darah dari telinga → kemungkinan fraktur basis cranii
  • Fraktur terbuka femur: Risiko perdarahan besar dan infeksi

 

3. Langkah-Langkah Primary Survey

A – Airway with C-Spine Protection

  • Lakukan jaw thrust maneuver dengan fiksasi cervical spine
  • Bersihkan jalan napas dari darah menggunakan suction
  • Pasang oropharyngeal airway dan evaluasi apakah perlu intubasi (indikasi: GCS < 8)

B – Breathing

  • Evaluasi ekspansi paru dan bunyi napas
  • Oksigen 15 L/mnt non-rebreathing mask
  • Jika ditemukan tension pneumothorax, lakukan dekompresi jarum segera di ICS 2 midclavicular, diikuti dengan pemasangan tube thoracostomy

C – Circulation

  • Cek nadi sentral dan perifer
  • Pasang 2 jalur IV besar (14–16G)
  • Berikan bolus cairan kristaloid (RL/NS) 1-2 liter sambil menunggu transfusi darah
  • Kontrol perdarahan dari fraktur terbuka dengan penekanan dan pembidaian

D – Disability

  • Nilai GCS (E2V2M4 = 8)
  • Cek pupil: isokor/anisokor?
  • Hipoglikemia perlu disingkirkan → periksa gula darah sewaktu

E – Exposure

  • Telanjang seluruh tubuh pasien sambil menjaga suhu tubuh (selimut hangat/infus hangat)
  • Evaluasi cedera tambahan

 

4. Intervensi Segera

  • Intubasi endotrakeal untuk proteksi jalan napas
  • Pemasangan selang dada jika terdapat pneumotoraks/hemotoraks
  • Pemberian cairan dan transfusi darah untuk shock
  • Pemeriksaan FAST untuk mendeteksi perdarahan intraabdomen
  • Segera koordinasi untuk CT Scan kepala dan thorax, jika hemodinamik stabil
  • Siapkan untuk laparotomi eksploratif jika terdapat peritonitis atau FAST positif

 

5. Penatalaksanaan Fraktur Terbuka Femur

  • Kontrol perdarahan aktif dengan tekanan langsung dan elevasi
  • Imobilisasi fraktur menggunakan bidai atau traksi sementara
  • Pemberian antibiotik profilaksis (cefazolin atau sefalosporin generasi 1)
  • Tetanus profilaksis
  • Debridement bedah dan ORIF (open reduction internal fixation) jika stabil

 

Penutup

Penanganan pasien multi trauma wajib mengikuti prinsip ABCDE dari ATLS, dengan fokus utama pada identifikasi dan intervensi dini terhadap cedera yang mengancam nyawa. Setiap langkah harus dilakukan secara sistematis dan simultan bersama resusitasi. Koordinasi tim trauma multidisiplin sangat penting untuk hasil klinis yang optimal.