Diposting pada 08 Agustus 2025 | Kategori: Artikel
Manajemen cairan merupakan komponen krusial dalam penanganan pasien trauma di instalasi gawat darurat (IGD). Pada pasien dengan cedera berat, hipovolemia akibat perdarahan atau kehilangan cairan lainnya dapat mengancam nyawa bila tidak segera diatasi. Namun, pemberian cairan yang berlebihan juga berisiko menyebabkan hemodilusi, peningkatan tekanan intratorakal, edema paru, dan memburuknya outcome.
Fluid challenge adalah strategi pemberian cairan dalam jumlah terukur selama periode waktu singkat, diikuti evaluasi ketat terhadap respons hemodinamik. Pendekatan ini membantu tenaga medis memutuskan apakah pasien akan mendapat manfaat dari tambahan cairan atau membutuhkan intervensi lain seperti vasopresor atau transfusi darah.
Fluid challenge bertujuan untuk menilai fluid responsiveness — kemampuan jantung meningkatkan stroke volume (SV) atau cardiac output (CO) setelah peningkatan preload.
Prinsipnya:
Pemberian cairan secara terukur (bolus cepat, volume terbatas).
Evaluasi segera terhadap respons hemodinamik.
Penghentian pemberian cairan bila tidak ada respons atau muncul tanda overload.
Hipotensi dengan tanda hipoperfusi jaringan setelah kontrol perdarahan dimulai.
Cedera multipel dengan kecurigaan hipovolemia.
Syok distributif sekunder trauma (misalnya neurogenik).
Catatan:
Pada trauma perdarahan aktif, prinsip damage control resuscitation tetap diutamakan — termasuk permissive hypotension hingga kontrol perdarahan tercapai, penggunaan komponen darah, dan pembatasan cairan kristaloid berlebihan.
Jenis Cairan:
Kristaloid isotonik: Ringer Laktat atau Plasma-Lyte.
Hindari pemberian NaCl 0,9% dalam volume besar karena risiko asidosis hiperkloremik.
Pertimbangkan darah/produk darah bila ada indikasi transfusi masif.
Dosis & Kecepatan:
Dewasa: 250–500 mL kristaloid selama 5–10 menit.
Anak: 10–20 mL/kg selama 5–10 menit.
Evaluasi setelah setiap bolus.
Parameter Evaluasi:
MAP (target awal trauma: ≥65 mmHg atau sesuai konsep permissive hypotension pada perdarahan aktif).
Nadi, CRT, suhu ekstremitas, status mental.
USG Bedside (POCUS): pengukuran VTI LVOT, diameter IVC, tanda kongesti paru (B-lines).
Tanda klinis overload: ronki paru, distensi vena jugularis, penurunan SpO₂.
Identitas: Laki-laki 28 tahun, korban kecelakaan lalu lintas (tabrak depan) dibawa oleh EMS.
Anamnesis Singkat:
Pasien ditemukan tidak sadarkan diri, perdarahan aktif dari paha kanan akibat fraktur terbuka femur.
Pemeriksaan Awal di IGD:
Kesadaran: GCS E2 V2 M5 (9)
TD: 80/50 mmHg (MAP 60 mmHg)
Nadi: 132x/menit, lemah
RR: 30x/menit, SpO₂: 88% dengan O₂ NRBM 10 L/menit
Kulit pucat, CRT 5 detik, ekstremitas dingin
FAST USG: cairan bebas di perut (+)
Tindakan:
Airway & Breathing: jalan napas diamankan, oksigen dilanjutkan.
Circulation: akses IV besar-bore ganda, pemasangan tourniquet pada paha kanan untuk menghentikan perdarahan eksternal.
Dilakukan fluid challenge:
RL 250 mL IV cepat (5 menit).
Hasil evaluasi: MAP naik dari 60 menjadi 68 mmHg, nadi turun menjadi 118x/menit, CRT membaik menjadi 3 detik.
USG menunjukkan peningkatan VTI LVOT >15% setelah bolus.
Mengingat ada tanda respons cairan, diberikan bolus kedua 250 mL RL sambil menyiapkan transfusi PRC (Packed Red Cells) sesuai protokol massive transfusion.
Pasien dipindahkan ke ruang operasi untuk laparotomi eksplorasi.
Hasil:
Pasien selamat setelah tindakan operasi dan transfusi. Resusitasi cairan yang hati-hati dengan metode fluid challenge membantu mempertahankan perfusi sambil menunggu kontrol perdarahan definitif.
Fluid challenge merupakan metode penting dalam penanganan pasien trauma di IGD untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan secara tepat, mencegah overload, dan mendukung perfusi jaringan. Pada trauma dengan perdarahan aktif, fluid challenge harus diintegrasikan dengan prinsip damage control resuscitation dan evaluasi dinamis menggunakan parameter klinis maupun USG bedside.
American College of Surgeons. (2018/2023). ATLS®: Advanced Trauma Life Support. Chicago, IL: American College of Surgeons.
Cecconi, M., De Backer, D., Antonelli, M., et al. (2014). Consensus on circulatory shock and hemodynamic monitoring. Intensive Care Medicine, 40(12), 1795–1815.
Monnet, X., & Teboul, J.-L. (2015). Assessment of fluid responsiveness: recent advances. Annals of Intensive Care, 6(1), 23–37.
Evans, L., et al. (2021). Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Sepsis and Septic Shock 2021. Intensive Care Medicine, 47, 1181–1247.
Malbrain, M. L. N. G., et al. (2014). Fluid overload, deresuscitation & the ROSE concept. Anaesthesiology Intensive Therapy, 46(5), 361–380.